Powered By Blogger

GAmBAre Qta-Qt

GAmBAre Qta-Qt
Wuih... liburan or kuliah nggak pengaruh buat anak MuDHEnk... kita tetap mikir Lo!!!

Rabu, 25 Juni 2008

BERSASTRA (ISLAMI) DI MANA SAJA

Dewasa ini, dalam dunia sastra kita banyak disajikan dengan banyak hadirnya karya-karya sastra yang bergenre islami, terutama novel. Tentu hal ini cukup menggembirakan, menggeliatnya dunia sastra Indonesia tentu tidak bisa dilepaskan dari munculnya larya sastra yang demikian. Namun yang menjadi permasalahan adalah hadirnya novel-novel tersebut menimbulkan stigmatisasi “islami” terhadap suatau karya sastra. Apalagi tema yang diangkat dalam karya tersebut adalah soal percintaan dengan menegasikan tema-tema yang lain dan akhirnya muncullah apa yang dinamakan sastra Islam.
Banyak hadirnya novel atau karya sastra yang seolah menampilkan tampang sastra Islam dan dengan tema-tema yang hampir serupa (untuk tidak mengatakan mecontek) secara tidak langsung menampilkan stigma semacam itu dan membatasi wilayah sastra “Islam”.
Islam sendiri tak ayal lagi adalah rahmatan lil ‘alamin. Tak secuilpun wilayah dalam alam nyata bahkan dalam angan-angan yang tak luput dari jangkauan Ilahi. Islam efektif di wilayah orang atheis sebagaimana juga efektif di wilayah yang disebut daerah Islam. Tak ada sesuatu yang dibatasi ruang dan waktu ini kecuali semuanya tunduk kepada ketentuan Allah, dengan ikhlas atau dengan paksa.
Apabila Islam mempunyai jangkauan seluruh alam maka seberapa luaskah wilayah sastra “Islam”? apakah dia terbatas pada kasidah-kasidah atau hanya kisah-kisah percintaan yang seolah-olah itu adalah percintaan cara Islam? Mestinya tidak. Karena wilayah sastra “Islam” mestilah seluas wilayah Islam itu sendiri. Sastra “Islam” sebagai anak kandung peradaban Islam mesti diberi tempat dalam kedudukan yang agung.
Dapat dicontohkan disini novel lawas Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Thohari, bagaimana novel ini ketika menggambarkan alur cerita bisa dikatakan vulgar. Dunia ronggeng yang cabul dan kufur dikemukakan tanpa tedeng aling-aling. Ahmad Thohari sendiri saya yakin adalah seorang santri dan faham akan ajaran-ajaran Islam. Dari situlah saya juga yakin dia juga berusaha menunjukkan nilai-nilai Islam (dalam arti yang paling inti) lewat novel tersebut. Dengan alur cerita yang cukup vulgar dan bahasanya yang khas bukan berarti karya ini tidak bisa dikategorikan sebagai Sastra “Islam”. Karena memang di willayah itulah dia mampu berusaha menunjukkan nilai Islam secara efektif.
Melihat fenomena sastra Indonesia saat ini, sejatinya para pekerja kreatif karya sastra khususnya yang intens terhadap dunia keislaman lebih kretif lagi dengan menentukan tema-tema keislaman yang tidak melulu masalah percintaan sehingga apa yang diistilahkan bahwa Islam shalihun li kulli zaman wa makan juga berlaku bagi sastra “Islam”, sehingga wilayah-wilayah lain dalam kajian keislaman tidak luput dari panadangan sastra.
Oleh : M. Ainur Rifqi

Jumat, 21 Maret 2008

PENGURAI LARA


Teruntuk kasih yang selalu teguh...
Karang telah melunak oleh air
Bumi telah binasa oleh kikisan murka
Angin tak lagi semilir
Bunga tak lagi menampakkan kuncupnya
dan langit tak lagi cerah
tapi kamu... selalu ada dalam rengkuhan
dekat dengan jiwa
dekat dengan hati
kasihmu tetap teguh meski zaman telah terkikis roda
bagimu yang selalu ada dalam kasih
mendendangkan kenangan dan cinta dalam satu waktu
menghantarkanku tuk dewasa dan mampu menatap langit senja
bagimu ibu... cintamu tak akan hilang oleh apapun
karena aku darahmu...
By. TYan_cholil

Sabtu, 15 Maret 2008

^ Resah ^



Hati ini mulai gersang dengan cahayaMu
Apakah Engkau tahu wahai kekasih manusia yang mendamba?!?
Aku merindukanMu yang mengakar dalam hatiQ meskipun itu dulu...
Kenapa hati ini selalu risau jika satu detik tidak mengingatMu...
Wahai Sang pengasih....
Aku mendambakan siraman cahayaMu dalam kegelapan batinQ
Bagaimana Engkau MenelantarkanQ dalam kebimbangan??
Wahai Sang pembenar...
Apakah tangis ini telah habis untuk sekedar merasa takut dan menyesal akan kebodohan diri sendiri..
Menyerahkan diri ini hanya untukMu,,
Hal yang kudamba saat mendengar namaMu
Tapi sesuatu yang belum bisa aku lakukan
Wahai Dzat yang suci...
Bantu aku mencintaiMu melebihi sesuatu yang ada disekitarQ
Yang hanya membuat hati ini lara dan sengsara..
Bantu aku terbang dalam kasih suciMu...
Bantu Aku
Bantu aku!!!
Malang, 19 September 2007

Selasa, 11 Maret 2008

sebuah rasa tak bernama

kasih bukanlah cinta
karena dia tulus untuk memberi
dan cinta terlalu sulit untuk bisa diungkapkan
ketika semua mengatasnamakannya

cinta kini telah ternoda
oleh debu yang semakin lebat di kedalaman hati
CInta tidak lagi bisa di cintai karena dia hanyalah sebuah ilusi
ataukah maya yang tersembunyi
kini nampak dalam goresan liat yang menghitam...

By. de member's

Jumat, 04 Januari 2008

Friend Is............?


Friend is someone who always beside U if U feel sad and happy...
Friend is someone who know something that u want..
Friend is someone who give her smile if u sad …
Friend is someone who hug u if u want to cry…
Friend is someone who known u outside and inside..
Friend is someone who have a mission to take and give to u
Everytime and everywhere do u need her..
Friend is someone who have a good solution about your problem…
She exist in this world to help U,…
Not to blame U……..
Not to pUsh behind U……
Not to make U sad……
Not to make U cry…
Not to make U fall down…
Not to arrogate what we want in everything in our life….
Jombang, 05 oktober 2007